Iklan dalam budaya Urban: Sebuah Pengantar
Iklan
menjadi salah satu media komunikasi saat ini. Tujuannya adalah untuk
mengenalkan, memberitahukan, menginformasikan, menawarkan suatu barang, jasa,
atau sekadar himbauan pada khalayak, dan bagaimana khalayak dapat menangkap
maksud dari iklan tersebut. Maka dari situlah iklan bekerja sebagai media
komunikasi yang cukup efektif dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Iklan adalah salah satu artefak budaya urban yang paling signifikan
terefleksi dan mempengaruhi kehidupan konsumen (Williamson,1978). Pada era
postmodern yaitu antara tahun 1960-1970, iklan media cetak memperlihatkan adanya
peningkatan penggunaan suatu citra visual (Campbell, 1998), khususnya untuk produk
high fashion atau label desainer.
Terdapat
dua jenis iklan yang dapat digunakan dalam menyampaikan informasinya, yaitu
media cetak (koran, majalah, poster, pamflet, spanduk, dan lain-lain) dan media
elektronik (televisi, radio, internet dan lain-lain).
Dilihat
dari cara penyampaian, iklan dapat disampaikan secara lisan, tulisan, dan
lisan-tulisan. Iklan yang disampaikan secara lisan, dapat didengarkan di media
elektronik, sedangkan iklan secara tulisan dapat dilihat di media cetak.
Sedangkan iklan yang disampaikan secara tulisan dan lisan merupakan iklan yang
dapat dijumpai di televisi dan internet.
Bahasan
esai kali ini adalah telepon genggam yaitu Samsung Corby, di mana iklannya
beredar di Indonesia sekitar akhir tahun 2009. Karena sajian iklan yang
berwarna-warni, juga pada produknya dan jargonnya yang menarik untuk dikaji.
Penulis dan pembaca bisa melihat iklan Samsung Corby tersebut di televisi
kemudian penulis mendeskripsikan pendapat tentang isi iklan tersebut.
Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, penulis juga melakukan wawancara dengan
beberapa pengguna yang pernah dan sedang menggunakan produk ponsel tersebut.
Tujuan
utama penulis adalah untuk mendapatkan makna yang ada di dalam iklan tersebut
dan yang ada dibalik iklan denga jargon yang digunakan, pilihan warna yang ada
yang dianggap cukup berpengaruh di budaya urban.
Pilihan
Warna Telepon Genggam Samsung Corby
Identitas
manusia dapat ditandai melalui banyak hal yang melekat pada subjek pemakainya.
Salah satu identitas yang dapat dikaji saat ini yaitu melalui telepon genggam. Telepon genggam kian marak digunakan
oleh manusia lantaran kegunaannya. Selain itu, hadirnya telepon genggam memberikan
berbagai pilihan bagi para konsumen telepon genggam kini.
Telepon
genggam dihadirkan dalam berbagai macam pilihan sebelum konsumen memilih, yaitu
kegunaan, bentuk, dan warna. Ketiga hal tersebut mempengaruhi konsumen. Warna
termasuk hal yang juga mendominasi latar belakang seorang konsumen memilih
suatu produk telepon genggam.
Salah
satu produk yang didominasi oleh pilihan warnanya yaitu, produk telepon genggam
‘Samsung Corby’. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan iklan dari produk
tersebut. Iklan tersebut terdapat telepon genggam yang berputar kemudian
berubah dan memunculkan berbagai pilihan warna. Jika dinilai dari segi
kegunaan, sebenarnya kegunaan telepon genggam tidak ada relevansinya dengan
pilihan warna. Tetapi, kekinian warna juga menjadi pilihan seorang konsumen.
Warna dipilih berdasarkan kesukaan. Iklan ‘Samsung Corby’ menandakan pilihan
warna juga berpengaruh.
Warna
yang dijadikan pilihan untuk para konsumen yaitu sebagai berikut oranye, merah
muda, putih, hitam, dan kuning. Kelima pilihan warna tersebut menjadi daya
tarik bagi calon konsumen untuk pertimbangan pemilihan produk. Adanya pilihan
warna tersebut hanya cenderung sebagai ‘alat’ untuk calon konsumen.
Iklan mengandung banyak
unsur untuk menarik minat para calon konsumen. Salah satu dari segi warna yang
sedang diusung saat ini. Sebuah warna sendiri mampu menjadi daya tarik bagi
calon konsumen karena suatu warna menjadikan pilihan yang beraneka. Selain itu,
warna pada telepon genggam sebenarnya digunakan untuk menunjukkan bahwa produk
tersebut terdiri dari berbagai pilihan warna. Adanya warna menjadikan pilihan
bagi para calon konsumen. Keanekaragaman warna yang diperuntukkan bagi para
calon konsumen semata hanyalah inovasi dari produsen sebagai tipu daya agar
produk yang dibuat dapat diminati oleh konsumen. Namun, penulis tegaskan bahwa tidak
ada relevansi antara warna dengan kegunaan. Kenyataan bahwa warna hanya sebagai
alat untuk menari daya minat para calon konsumen agar produk yang dipasarkan
tidak hanya dilirik,
tetapi juga diminati.
Jargon
Produk dalam Iklan Telepon Genggam Samsung Corby
Seperti
yang diketahui bersama, dalam dunia periklanan, banyak produsen memasarkan
produknya tidak hanya dengan menggunakan media visual saja, tetapi juga
dibutuhkan jargon untuk mendukung nilai jual produknya tersebut. Jargon produk yang
dimaksud berupa beberapa kata yang mewakili produknya dan tentu saja kata-kata tersebut yang mempunyai
arti nilai jual dan kelebihan dari produknya. Dengan adanya jargon pada produk
ini, konsumen menjadi lebih mudah tertarik dengan produk yang ditawarkan,
bahkan ada sebagian konsumen yang menilai suatu barang/produk berdasarkan
jargon yang ditampilkan.
Iklan
telepon genggam Samsung Corby
dengan
seri berwarna merupakan wujud nyata dari
perkembangan iklan di
Indonesia. Telepon genggam ini memiliki variasi warna yang cukup banyak dan
menarik, untuk itu produsen ini memasarkan produknya tidak hanya dengan media
visual saja, melainkan juga dengan menggunakan jargon.
Samsung Corby memiliki
jargon What colour is your life? yang
berarti Apa warna hidupmu?,
secara tidak langsung telah menarik konsumen untuk membeli telepon genggam
tersebut. Tidak hanya dari jargon, tetapi warna yang ditampilkan dalam iklannya
membuat calon konsumen lebih tertarik untuk membeli telepon genggam tersebut.
Jargon
ikan berpengaruh sebagai ‘bujukan’ untuk konsumen. Di balik kata colour
pada jargon memungkinkan bahwa terdapat
pikiran-pikiran terselubung yang ingin disampaikan oleh produsen. Ketika kata colour
digunakan untuk penentu suatu identitas seseorang. Jelas
bahwa jargon What colour is your life? berpengaruh
pada konsumen.
·
Ketika warna pada
telepon genggam juga diutamakan oleh produsen untuk membujuk konsumen, maka
dengan ‘alat’ berupa iklan dengan jargonnya tersebut lah yang digunakan.
·
Apabila ditelisik
berdasarkan nilai guna, tidak ada korelasi antara warna dengan nilai guna,
tetapi berawal dari kata colour tersebut
dapat mempengaruhi konsumen dalam pembentukan pemilihan seorang konsumen dalam
pemilihan produk telepon genggam yang akan digunakan.
Kata life mengarah pada kehidupan konsumen sebagai subjek yang dituju
oleh produsen dan mengartikan tidak sekadar
mengarah pada suatu kehidupan, tetapi juga identitas.
Keseluruhan
jargon iklan tersebut tidak menunjukkan kegunaan yang lebih inovatif dalam telepon
genggam, melainkan ada maksud tertentu sebagai wujud identitas keeksistensiannya
dan peran di zaman urban ketika konsumen menggunakannya. Manusia membutuhkan
peran di masyarakat untuk diakui keberadaannya. Meskipun iklan tersebut tidak
ada sangkut pautnya dengan kegunaan, tetapi jargon iklan tersebut bisa menarik
perhatian konsumen atas tawaran identitas yang ada.
Hasil
Wawancara dengan Responden Pengguna Samsung Corby
Penelitian
mengenai produk telepon genggam Samsung Corby tidak terlepas dari para konsumen
yang menggunakannya. Pilihan yang diberikan oleh produsen dapat menjadikan alternative pilihan
bagi para konsumen.
Berikut merupakan
pendapat dari para pengguna Samsung Corby yang kemudian ditarik relevansinya
dengan pemaparan mengenai makna di balik iklan produk telepon genggam Samsung
Corby:
Dd mengatakan bahwa dia
membeli ponsel tersebut karena tertarik pada iklan yang dilihatnya ditelevisi.
Dengan warna-warninya yang lucu, juga unik
dan masih jarang ditenui di pasaran. Dari sini, penulis
menyimpulkan bahwa Dd merupakan salah satu masyarakat yang terpengaruh oleh
adanya warna-warni yang disajikan pada gambar sekaligus iklannya. Sebagaimana
jargon utama iklan tersebut yaitu “What
colour is your life?”, menggambarkan betapa jargon tersebut mampu
memberikan minat pada masyarakat. Walaupun sesungguhnya jika jargon tersebut
ditelaah kembali, sesungguhnya itu merupakan pertanyaan berbentuk jargon yang tidak masuk diakal, tentang hubungan penggunaan warna
pada telepom genggam dan warna hidup, tetapi terasa penting untuk menunjukkan
eksistensinya di zaman urban.
Sementara itu, Lk, juga
salah satu pengguna ponsel tersebut, menyebutkan bahwa dia sama sekali tidak
tahu menahu tentang adanya iklan tersebut, jargonnya pun dia tidak mengerti.
Secara otomatis, dia membeli ponsel tersebut bukan karena mendapat pengaruh dari
jargon maupun warna-warni yang ada pada iklan ketika ditayangkan. Sehingga penulis simpulkan bahwa LK membeli ponsel
tersebut dengan mempertimbangkan kegunaan, bentuk dan harga.
Ek juga tidak jauh
berbeda dengan Lk, Ek membeli ponsel Samsung Corby tanpa terpengaruh iklan
beserta jargonnya. Ek menjelaskan dia membeli ponsel tersebut karena bentuknya
mirip dengan merk ponsel lain yang saat itu sedang booming.
Dari
beberapa respon yang ada, bisa dikatakan masih belum cukup memrepresentasikan
semua pengguna telepon genggam yang mendapat pengaruh maupun tidak dari adanya
iklan. Karena memang keterbatasan ruang dan waktu.
Simpulan
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa masyarakat urban tidak terpengaruh iklan dalam
memutuskan pilihan membeli ponsel walau ponsel tersebut ditampilkan dalam iklan
yang dikemas dengan menarik dan penuh warna. Masyarakat urban memutuskan
pilihan lebih terpengaruh dengan gaya hidup dan tren ponsel yang saat itu sedang booming.
Pada dasarnya iklan yang ada merupakan wujud konkrit
identitas keeksistensiannya dan peranannya di zaman. Pada akhirnya, Manusia
membutuhkan peran di masyarakat untuk diakui keberadaannya.
Referensi:
Williamson, Judith. 1978. Decoding
advertisements: ideology and meaning in advertising,
Volume 13.