cetar membahagiakan

inilah salah satu percobaanku

Minggu, 30 Desember 2012

Budaya hidup sehat dengan sampah plastic


Budaya hidup sehat dengan sampah plastic
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya, hal ini mungkin yang menarik orang asing untuk mengunjungi Indonesia sendiri, negara dengan jumlah penduduk ke-tiga setelah Cina dan India. Bermulah dari inilah lahir perubahan sosial, entah akulturasi ataupun asimilasi. Yang jelas Indonesia tidak bisa menolaknya dan warga semakin gencarnya untuk hal ini. Kita memang aneh, semua yang asing dan baru kita contoh, sedangkan tradisi yang sudah turun temurun kita tinggalkan.
Salah satu keanehan itu adalah sikap apatis warga terhadap lingkungan menciptakan suatu kondisi yang tidak kondusif. Terlebih warga perkotaan, kita sendiri. Namun semuanya juga tak lepas dari itu saja, kondisi lingkungan tempat kita tinggal juga berperan dalam masalah yang sering kali menganggu, namun tidak mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Penumpukan sampah. Sampah memang hal yang wajar bagi kita. Apalagi di era Modern yang serba instan ini. Namun pernahkah kita berfikir, satu sampah mencicil bencana bagi kita. Bencana alam, maupun pribadi. Kita ambil saja satu sempel, yaitu sampah plastic. Yang tentunya lagi trennya masyarakat. Dengan plastic, masyarakat bisa berlindung dari hujan, bisa juga digunakan untuk membungkus hal-hal yang kecil, snack, bungkus sampah dan lain sebaginya.
Palstik, merupakan bahan yang mudah kita jumpai saat ini, tapi, ada satu unsure kimia berbahaya yang sebenarnya egan kita lirik dan pelajari itu. Bahan kima itu adalah PP (polypropylene), V atau PVC (polyvinyl chloride). Satu plastic mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk kita dan lingkungan. Sampah anorganik ini seringkali berserakan dan bersebaran dimana-mana. Tanpa kita pungut dan bersihkan. Kedominanya di masyarakat hingga bisa mendatangkan penyakit. Seperti malaria, karena seperti yang kita ketahui saat ini, musim di Indonesia sudah berganti dari musim kemarau menjadi musim hujan. Dimana air mudah tergenang. Hubungannya, jika ada plastic yang berserakan disana, tentunya plastic itu tadi membuat suatu kubangan hingga menampung air hujan yang turun, walaupun itu sedikit. Dan dengan ini, nyamuk dengan mudah hidup dan lebih senang akan ini semua. Apalagi nyamuk betina yang bisa dibuatnya sebagai sarang guna menelurkan cikal-bakalnya. Masalah yang dapat saya tangkap berikutnya adalah masalah penumpukan sampah, terutama plastic yang ada di sungai. Sadar ataupun tidak, jika lama-kelamaan hal ini telah menjadi dalang dari bencara banjir yang sering menimpa masyarakat Indonesia, tak pandang kota maupun desa. Tak tanggung-tanggung, banjirnyapun bisa sampai masuk ke Rumah warga. Kemudian, masalah lainnya adalah sampah  plastic yang sulit terurai dalam tanah, jadi bila ada sampah plastic yang tertimbun di tanah, apalagi kalau musim hujan seperti saat ini, plastic bisa saja mudah tertimbun dalam tanah. selirnya bisa mengakibatkan struktur tanah menjadi rusak. Dan bila tanah rusak, maka erosi terjagi dimana-mana.
Ada beberapa hasidt yang sering kali kita dengar tapi tak pernah kita laksanakan, diantaranya, kebersihan sebagian dari iman, Allah dzat yang indah dan mencintai keindahan, dan masih banyak yang lainnya. Mungkin ini yang perlu di tanamkan kembali, masalah yang ada diatas itu juga sudah dijelaskan sebelumnya dalam Al-qur’an yakni kesalah yang ada di muka bumi ini adalah ulah kesalahan manusia sendiri. Oleh karena itu perlu stigma baru dan jadikan hadist dan ayat diatas sebagi bina diri dalam menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman. Memang benar bila sampah adalah bagian pokok dalam kehidupan.
Semua bersumber dari hal sepele, namun bila tidak segera diatasi sama saja dengan bohong. Maka dari itu, saya bisa memberikan beberapa solusi yang tepat buat permasalah ini, yakni dengan mengolah kembali produk sampah plastik itu tadi, jangan pernah membuang sampah plastic itu tadi begitu saja, kita bisa buat tas yang unik dan menarik, bisa juga digunakan untuk alas kita piknik dan juga dibuat payung. Ini semua dilakukan dengan cara menjahit dan tentunya marajut untuk bisa membuatnya hal yang berharga.
Selain bisa mendatangkan uang tambahan bagi kita, kita juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi tetangga, misalnya ibu-ibu yang kurang pekerjaan. Ini cukup bisa membantu ekonomi keluarga yang lain juga. Bahkan bila usaha kita ini berkembang, kita juga bisa membuka cabang dengan system waralaba. Untuk masalah pengembangannya, awal mula kita bisa menitipkannya pada tetangga kita yang mempunyai toko, warga kampung sebelah dan kemudian mencobanya ke pasar tradisional. Bila terus laris, maka banjiran pesanan naik dan bisa menjadikan itu semua sebagai tanda dan buah tangan khas dari daerah kita.
Bisa dibilang ini alternative yang cukup hemat. Hemat tenaga, hemat keluarga. Ini bisa dibuat dirumah sendiri tanpa harus melangkahkan kaki kita dari rumah. Selain itu, ada yang mengolah sampah plastic itu menjadi bahan dapur. Seperti mangkok, piring, dan gelas. Mungkin ini boleh jadi, namun hasil riset telah menyebutkan bahwa bahan-bahan plastic yang didaur menjadi bahan jadi siap pakai terutama sebagai wadah untuk makanan, lama kelamaan bisa menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Memang awalnya tidak  masalah, tapi bila ini berlangsung lama, maka lambat laun lambung kita, jantung kita mulai lemah dan kurang dapat berfungi dengan wajarnya.sebagimana yang ditegaskan oleh Dr. Yadi Haryadi, ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor. Mulanya plastic berfunsi untuk menutupi makanan dari kuman, dan bila sampai dijadikan bahan yang seperti diterangkan di atas, maka ini juga sama saja penyaluran kuman tersebut kedalam makanan. Beliau juga menghimbau kepada para orang tua agar supaya selalu mengawai tingkah pangan anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar