cetar membahagiakan

inilah salah satu percobaanku

Senin, 18 Februari 2013

SURAT KELUHAN


Contoh surat keluhan
Pasuruan, 23 Maret 2009

Yth. Kepala SMP N 1 Rejoso
Jalan Raya Kedungbako X
Rejoso Pasuruan Jawa Timur

“Posisi duduk sistem KTSP membuat leher siswa pegal”

Mulai tahun angkatan ajaran 2008/2009, pemerintah pusat merubah sistem ajaran sekolah, yakni dari sistem KBM menjadi KTSP. Hal inilah yang menjadi topik pembicaraan para siswa ajaran sekolah. Banyak siswa yang mengeluh lantaran perubahan sistem ini. Mulai dari cara guru mengajar samapi aturan tempat duduk yang menyerupai huruf “U”. perubahan sistem aturan tempat duduk itu, membuat siswa meras lehernya pegal. Termasuk saya. Saya adalah salah satu siswa kelas IX A yang menganut sistem duduk tersebut. Kebetulan saya duduk disebelah kanan, sehingga setiap kali guru menerangkan saya selalu menghadap ke serong kanan. hal itulah yang meneyebabkan ruas-ruas tulang leherku renggang dan terasa pegal. Saya sebagai korban sistem KTSP. Dengan ini saya memohon kepada ibu selaku Kepala Sekolah, agar mempertimbangkan hal ini untuk dapat mengubah posisi duduk KTSP ini menjadi posisi duduk KBM.

Akhmad Mukhlason
Gapuk, RT 2 RW
Kawisrejo. Rejoso Pasuruan.

tranis FIB UA


CATATAN TRANIS
Watak seorang pemuda haruslah:
1.      Kuat jasmani dan rohani
2.      Mempunyai aqidah yang jelas
3.      Mantab akhlaknya
4.      Mampu berdikari
5.      Berpengetahuan luas
6.      Mampu melawan hawa nafsu
7.      Ibadah yang betul
8.      Menjaga waktu
9.      Berguna untuk orang lain

Pemimpin dan pimpinan itu BEDA
Kalau pemimpin ditunggu kontribusinya penuh dalam suatu organisasi sehingga bisa memimpin, sedangkan pimpinan itu belum tentu bisa memimpin
Ciri pemimpin yang baik:
-Pemimpin itu harus mempunyai ciri khas dan tentunya bisa menjadi teladan bagi orang lain
-Harus bisa mempengaruhi orang lain
-Bermental baja
-pemimpin itu seperti lilin: bisa menjadi penerang dalam kepelikan suatu masalah
-Pemimpin harus mempunyai visi dan misi
-Pemimpin harus bisa menawarkan solusi yang tepat
-Pemimpin harus bisa mengevaluasi diri

DRAMA CINTA


“Akhirnya…”
Di pagi yang suram, sang surya tertunduk malu. Tersipu oleh hiruk pikuk awan yang beruntun laksana gerbong-gerbong kereta yang sedang meaju dengan dengan derasnya. Sederas rasa risau Dina yang tengah duduk disalah satu kursi sebuah aman. Kederasan itupun mulai mereda tatkala ada seorang misterius, entah itu siapa. Yang mencoba mendekatinya.
Jaka: “Kenapa kamu menyendiri? Lihat deh burung itu. Meskipun ia ada masalah, ia tak pernah menyendiri”
Dina:  diam sejenak “Jikalau burung itu tak pernah menyendiri, pastilah ia mempunyai teman yang sayang padanya”
Jaka: “Terus, apakah kamu mau bersahabat denganku?”
Dina: “Laksana sebuah Jalangkung yang datang tak diundang pulang tak diantar”
Jaka: “Jadi kamu tidak mau bersahabat denganku ?”
            Sesaat pembicaraan itu berhenti, si orang misterius tadi merasa buang-buang waktu saja, karena Dina nampak membisu. Oleh karena, ia pun meranggah menjauhi Dina.
Dina: “Tunggu…! Laksana seorang Jalangkung, saya masih mau bersahabat dengannya.”
Jaka: “Kenalin aku Jaka”
Dina: “Yup. Sini duduk! Namaku Dina dan sebelumnya aku minta maaf bila kau merasa tersinggung”
Jaka: “It’s Okay.. lagian kenapa kamu menyendiri seperti ini?  Gak baik buat cewek seperti kamu.”
Dina: “Begini, aku suka sama salah seorang teman disekolahku, dia itu baik banget. Tapi kenapa ya? Dia Cuma menganggap aku hanya sebagai teman. Nggak lebih? Padahal aku sudah ngasih perhatian lebih padanya. Tapi tetap saja dia belum ngerti perasaanku sesungguhnya.”
Jaka: “gila ya.. pasti orang yang kamu sukai itu kalau misalnya tau perasaanmu yang sesungguhnya pasti dia sangat bahagia. Bisa mendapatkan putri yang tulus dan rela menyendiri  seperti  kamu”
Dina: “jikalau hati ini sedang risau, pastilah aku datang kemari. Menemukan kedamaian hati, menyimpan rasa kasih sayang, membnugkamsenyum dan mengharap balasan cintanya”
Jaka: “tapi jikalau pangeran itu dihadapanmu?”
Dina: “Pasti sekarang sudah aku persilahkan duduk didepanku, sembari ku pegang erat tangannya, menatap keindahan matanya  dan berkata… I love you. ”
Jaka: tersenyum dan bertepuk tangan
Dina: “kenapa kamu jak?”
Jaka: “nggak kok, Cuma salut saja sama ketulusan cintamu. Sungguh! Baru kali ini saya menemukan wanita penyair yang sulit mengungkapkan kebenaran cintanya? ”
Dina: “Ah kamu bisa saja, aku ini bukan wanita penyair. Melainkan wanita pecinta  syair. Terus aku harus bagaimana?”
Jaka: “lho, kok tanya aku. Bukankah wanita pecinta syair mudah menghiasi lantunan kata-katanya?”
Dina: “Of course? Tapi tak semua wanita pecinta syair itu mudah menghiasi lantunan kata-katanya demi cinta”
Jaka: “Memang aku mengerti keadaanmu. Tapi apakah kamu lupa kalau kau masih mempunyai hati kecil yang selalu berkata benar dan selalu membuat hisupmu disandang oleh ke-PD-an”
Dina: tersenyum manja dan menatap wajah Jaka “Thanks ya atas sarannya. Any way, apakah kamu sudah menemukan cinta sejatimu?”
            Sesaat pertanyaan Dina berakhir. Jakapun tenggelam dalam kesedihan. Entah kenapa.
Dina: “Maaf ya, aku lancang menanyakan hal ini padamu”
Jaka: “Nggak apalah. Aku Cuma terlarut saja pada kepahitan masa laluku”
Dina: ”ini kalau boleh tanya ya, kepahitan seperti apa itu?”
Jaka: “ini berawal pada saat aku menjalin kasih dengan Ratna. Kami berdua sudah klop, saling mencintinya. Kami sudah menjalani pacaran selama dua tahun. Setelah itu Ratna mulai melirik orang lain. Hingga akhirnya memutuskanku. Dia memilih jalan ini karena lelaki itu anak manajer di sebuah perusahan besar.”
Dina: “jikalau wanita pergi meninggalkanmu, relakan dia. Biarlah dia menjadi coretan dalam hidupmu. Karena kaupun tau, sesungguhnya dunia ini tak selebar daun kelor.”
Jaka: “Mungkin kau benar! Barang kali dia bukan cinta sejatiku.”
Dina: “yasudah,, aku cabut dulu ya. Soalnya ini sudah sore. Entar nyokapku marah lagi.”
Jaka: “yasudah, lagian aku juga mau pulang. By the way, rumahmu dimana? Barangkali kita satu komplek”
Dina: “rumahku di jalan Kenanga, perumahan Nusa Indah. Emang rumah lo dimana?”
Jaka: “Ship, aku juga tinggal disana. Hanya saja aku jalan Anggrek. Tapi kita tetap satu arahkan? So,, lets go home.”
            Setelah beberapa menit, mereka pun sampai di jalan Kenanga.
Dina: “Jak, duluan ya.. ini rumahku. Masuk dulu yuk, biar saya buati minum, pasti kamu haus”
Jaka: “jadi ini rumah lo, makasih ya atas tawarannya. Aku ada janji sama temen juga ni. So lain kali saja.”
Dina: “Its okay, tapi bener ya? Lain kali bakalan mampir. Cause pintu ni selalu terbuka buat lo”
Jaka: “Ship. See you
Dina : “oke”
            Waktu terus berputar,memendam sang surya hingga ia terbangun di ufuk timur. Dinapun bergegas untuk pergi ke sekolah hingga akhirnya ia pun meluncurkan kakinya menuju kelas
Dina: “Good morning ta?”
Nita: “Hay. Pagi juga. Ngomong-ngomong, kenapa kamu Din? Kok kelihatannya seger banget hari ini”
: “Nggak Din, bener? Hari ini lo kelihatan lebih anggun, lebih cantik dan ini terutama: mulai dari lo masuk kelas, bau parfummu itu lo, brr.. kecium banget tau nggak?”
Dina: “Ah masak? Biasa saja kali”
Nita: “hmm,,, bisa-bisanya kamu anggap ini biasa. Ini tu fakta, bukan opini tau nggak. Ada angin apa ni?”
Dina:  Tengok kanan kinri “Sini aku bisikin. Siang ini aku mau nembak Farhan”
Nita: “Apaa..? lo nembak Farhan. Gila ya?”
Dina: Menutup mulut Nita “Jangan keras-keras begok”
Nita: “Tapi Din, lo coba pikir deh. Hubungan macam apa coba? Kalau si cewek nembak duluan. Nggak banget deh”
Dina: “tapi, jama sekarang, apa si yang nggak mungkin. Terlebih kita sebagai wanita, kita harus menjunjung tinggi emansipasi wanita”
Nita: “yaudah lah, semoga sukses. Semoga Farhan bisa mengerti”
            Mentaripun terus meninggi hingga akhirnya dia melewati tandom siangnya. Terdengar bel pulang, Dina[un segera bergegas dan menemui Farhan di Parkiran.
Dina: “Han, bisa kita ngobrol sebentar nggak?”.
Farhan: “Ok mau ngomong apa?”
Dina: “tapi jangan disini. Di taman belakang saja ya”
            (sesampai disana)
Dina: “sebelumnya saya minta maaf ya, bila selama ini tingkahku ada yang menjengkelkanmu.”
Farhan: “yaudah aku maafin. Tapi bisa tidak, kamu langsung ke inti pembicaraan kita”
Dina: “han, jujur. Aku nggak pernah senarsis ini. Tapi, apalah dikata. Kalau hati ini memaksa. Jikalau kemarin atau lusa hanya menganggap aku sebagai teman biasa, sudihkah kamu kalau mulai hari ini menganggap aku sebagai teman yang luar biasa?”
Farhan: “maksud lo apa?”
Setelah pembicaraan itu usai. Mereka berduapun saling berpikir
Dina: “yaudah. Mungkin ini hal yang bidoh. Tapi aku ini tipikal orang yang nggak bisa nahan persaaan yang bersarang didada”
Farhan: “memang aku mengerti perasanmu, tapi maaf ya Din. Aku nggak bisa jadi cinta sejatimu. Soalnya aku pengen jadi pacarmu”
Dina: “Apa? Aku nggak salah dengar kan?”
Farhan: “ya… I Love You”
Dina: “I Love You Too”
The End

Sekolah Mawapres


ACHIEVEMENT MOTIVATION AND CHARACTER BUILDING
Oleh Anshori dalam acara School Of Mawapres
Ada empat tipe Mahasiswa:
1.      Idealis Konfrontasi
2.      Idealis Realistis
3.      Opportunities
4.      Study Oriented
Menurut William Glassre, seorang yang dikategorikan pandai kilat bilamana:
10% sering membaca artikel apapun
20% sering  mendengar hot news
40% sering Melihat dengan jeli lingkungan sekitar
60% suka melihat dan mendengar
80% suka mengatakan hasil dari apa  yang dilihat dan didengar
90% suka mengatakan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

Syarat menjadi Mawapres:
1.      WNI
2.      Semester 6 atau 8
3.      Mempunyai KTM yang masih berlaku
4.      Umur kurang dari sama dengan 24 tahu
5.      Bangga dengan almamaternya
6.      Mencukup kriteria yang ditentukan


Unsur yang dinilai dalam Mawapres:
1.      IPK     20%
2.      Karya tulis ilmiah        30%
3.      Co-ekstrakulikuler       25%
4.      English            25%

Tips untuk pembuatan KTI:
1.      Minimal 20 halaman dan maksimal 35 halaman
2.      Tidak ada singkatan dalam penulisan karyannya
3.      Adanya tipografi
4.      Masalah yang disajikan up to date
5.      Bab 4 harus analisis dan sintesis
6.      Simpulan dan saran berdasarkan rumusan masalah
7.      Adanya Upaya pemerintah yang pernah diterapkan
8.      Mahasiswa mempunyai kepekaan terhadap permasalah yang ada
9.      Di power point yang nantinya dibuat harus ada kesimpulannya
10.  Membatasi masalah yang ada
11.  Referensi harus lebih dari tiga

sahur on the road


Acara sahur on the road BEM FIB UA 2013:
1.      Makanan satu paket dengan kunjungan yayasan
2.      Acara ini Hanya untuk anggota BEM FIB UA
3.      Acara di wilayah sekitar kampus, mulai dari dr.Meyjen Mustopo (kampus A) sampai jl Karang Menur. Dibagi lima titik: Karmen sampai kampus A, depan kampus sampai udepan rumah sakit dr. Soetomo, Jojoran samapi kalidami, sepanjang jalan Karang Menur, dan sepanjang jalan Darmawangsa.
4.      Tiap titik diisi oleh 15 orang
5.      Untuk masalah trasportasi, kita bonceng-boncengan
6.      Untk jumlah makanan kita lihat anggaran yanga akan cair nantinya.

Minggu, 13 Januari 2013

aliran-aliran filsafat


 aliran filsafat
Eksistensialisme: paham filsafat yang memandang manusia itu bebas dan harus bereksistensi. Artinya eksistesi merupakan keadaan yang actual. Dan paham ini merupakan kritik terhadap semua aliran yang ada yang hanya membahas tentang rasionalitas, tanpa memandang sesuatu yang fundamental, yaitu dirinya sendiri.
Fenomenologi: suatu aliran filsafat yang membahas tentang penampakkan yang ada sehingga mengakibatkan suatu kesadaran terhadap orang itu. (kesadaran adalah suatu pengalaman, jadi lebih tertekan pada kesadaran)-bukan wujud konkrit, tapi struktur pokok yang ada itulah yang terpenting.
Marxixseme: suatu aliran yang dikenalkan oleh Karl Mark yang mentang adanya kapitalisme, dimana kaum proletar mengambil alih semua hak kaum borjuis. Pemilik modal lebih menguasai kaum buruh. Dan Karl menginginkan aliran tersebut menjadi komunisme
Materialisme: suatu pemikiran yang mengangkap semua yang ada di dunia ini berasal dari hal-hal yang konkret yang berbentuk materi
Idealisme: suatu paham pertentangan dari materialism, dimana aliran ini menganggap bahwa semua esensi kehidupan ini berasal dari yang kita pikirkan, dan itupun berbentuk abstrak yang tak dapat diindrakan namun bisa dilihat manfaatnya yang besar
Feminiseme: aliran filsafat yang menginginkan kesetaraan kedudukan antara wanita dan pria, jadi wanita tidak selalu ditindas
Neomarxisme: aliran filsafat yang menjelaskan tentang saham yang dimiliki oleh kaum proletar digunakan untuk ekspolitasi Negara pinggiran
Strukturalisme: paham filsafat yang menjelaskan bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai struktur yang tetap dan sama
Naturalisme: aliran filsafat yang menganggap semua tindakan manusia harus kembali pada panggilan alam/kodratnya
Hedoisme: aliran filsafat yang menjelaskan tentang tujuan manusia yang selalu ingin bahagia, suka dengan kenikmatan
Utilitisme: aliran yang menjelaskan tentang tujuan kebahagian manusia adalah kegunaannya yang ada bagi semua orang
Theologisme: aliran filsafat yang mengagungkan tuhan
Oksidentalisme: aliran yang mengajarkan kita untuk menyikapi peradaban barat
Postkolonialisme: paham filsafat yang bersifat ambivalensi dan mimikri terhadap para penjajah
Pragmatisme: paham filsafat yang menjelaskan bahwa semua yang ada di bumi ini tidak tetap, namun terus berkembang dan berevolusi

Rabu, 09 Januari 2013

contoh kajian novel


Kajian cerpen
“Angin dari Gunung”
Karya AA Navis
Berdasarkan hasil pemahaman yang telah saya dapat melalui membaca karya sastra ini, saya dapat menganalisis beberapa konflik yang dihadirkan oleh penulis, baik disengaja maupun tidak.
1.      Judul
Dari judulnya “Angin dari Gunung”, mengandung arti yang cukup mengesankan. Sebuah judul yang bisa dikatakan mencerahkan, karena angin dari daerah pegunungan itu cenderung segar dan membuka pikiran kita untuk berkarya. Namun setelah saya membaca keseluruhan dari ceritanya, malah berbanding terbalik. Judulnya sama sekali tidak seperti apa yang saya paparkan diatas. Penulis menulis cerpen dengan sebatas judul. Kemungkinan penulis membuat judul itu hanyalah berdasarkan suasan dan setting tempatnya.
2.      Alur
Cerpen ini mempunya alur maju mundur. Dimulai dari hal yang nyata, kemudian kembali ke masa lalu. Terlihat dari kalimat: “ketika itu seperti macam sekarang, kita duduk seperti ini juga, tapi tempatnya bukan disini.”(halaman 3)
Konflik yang dihadirkan penulis dalam cerpen ini adalah sang tokoh utama yang sama sekali tidak peduli dengan masa lalunya bersama Uni Unun. Padahal Uni Unun sangatlah menginginkan hal itu kembali hadir, namun melihat ekspresi tokoh aku yang acuh, maka ia terjatuh dalam penyesalan, hingga membantingkan batinnya kemudian bangkit kembali. Alur yang dihadirkan tidak kronologis, karena pertemuan itu berlangsung begitu saja dan sampai akhir ceritapun tidak cukup menjelaskan perputaran cerita yang wajar.


3.      Penokohan
Tokoh aku merupakan tokoh utama, mungkin ini juga berhubungan erat dengan sifat penulisnya. Tokoh utama ini bersifat acuh namun diakhir cerita, hatinya mencair, sama sekali tidak memperdulikan masa lalu. Ia selalu beranggapan bahwa yang lalu biarlah berlalu. Karena ia sekarang mempunyai masa depan yang harus ia jalani. Sebagai seorang ayah dan suami. Pertemuannya dengan Uni Unun secara tidak langsung memakan waktu yang cukup lama. Uni Unun, sosok wanita yang kini tidak mempunyai tangan. Dari sini tibul konflik, ia menyesali semua yang telah terjadi, namu itu tidak berlangsung lama. Dan ketiadaan tangan Uni Unun juga menuah tanda tanya bagi pembaca. Apa sebenarnya penyebab tangan itu bisa buntung. Ini juga diperkuat dengan kalimat: “….hidup selama itu tidaklah akan selamanya berlangsung. Suatu masa kelak akan berakhir juga.”(halaman 5)
Sifatnya yang aneh, pasrah terkadang juga member semangat tersendiri baginya. Terlihat dari kalimat: “Dan waktu itu aku sering merasa jumlah tanganku kurang. Aku mau tanganku lebih banyak lagi. Kalau boleh sebanyak jari ini” (halaman 5)
“Dan kalau perang sudah selesai, saya ingin bersekolah lagi” (halaman 5)
4.      Setting
Menurut perkataan Uni, Pertemuan kedua tokoh tersebut adalah pertemuan secara spontan. Namun pertemuan tersebut tidak menjelaskan awal cerita si tokoh aku sedang apa, hingga ia bisa bertemu dengan Uni. Baik latar waktu maupun tempat masih bermakna ambigu. Waktu yang mulanya dibilang pagi, namun ternyata Cuma halusinasi Uni dengan perasaannya, dibilang siang juga tidak ada yang mendukung argument ini. Kemudian dari latar waktu, memang tampak jelas, bahwa keduanya berada disebuah tempat yang tembus pandang dengan gunung. Namun inipun masih bersifat ambigu. Tempat yang seperti apa, dan jelasnya tidak dipaparkan secara detail. Banyak tempat yang bisa digunakan untuk melihat gunung, diantaranya, kebun, taman, diatas apartemen, di persawahan dan masih banyak lagi yang lainnya.
5.      Sosiologis
Hubungan kedua tokoh tersebut masih tampak jauh, walaupun dulunya dekat. Hubungan diantara keduanyapun menghadirkan sebuah stigma tentang Uni yang tertekan batinnya dan aku yang menyesali keacuhannya. Sudut sosiologi yang ada merupakan jenis yang ditebak, bila dikatan sebagai seni, maka juga merupakan karya yang punya estetika seni yang tinggi melalui penggunaan bahasanya. Bila dikatakan sebagai jenis pop, maka ini juga tidak bisa disangkal, karena konflik yang ada didalamnya merupakan konfilk yang umum dalam masyarakat.
6.      Psikologis
Psikologi kedua tokoh tersebut cenderung berubah dan tidak konsisten. Ada hal lain yang dihadirkan penulis dalam alur cerita cerpen tersebut, yakni tokok Uni yang lagaknya menginginkan semuanya terulang lagi ditambah dirinya yang jatuh dan bangkit dari nestapa hidup. Terlihat dari kalimat: “Jari-jariku itu sudah tak ada lagi kini. Kedua tanganku ini kau lihat? Bunting karena perang,dan aku tak lagi dapat merasa bahagiaseperti dulu. Biar kau menggenggamnya kembali, mulanya aku suka menangis. Menagisi segala yang sudah hilang. Tapi kini aku tak menagis lagi, tak ada gunanya menagisi masa lampau. Baut apa?” (halaman 3)
Terlihat juga psikologis Uni yang cenderung berpangku kepada neneknya yang sudah tua. Terlihat dengan kalimat: Tapi kalau nenek tak ada lagi, aku tidak memerlukan apa-apa pula. (halaman 9)
Gadis belia yang terpuruk dan mempunyai tekanan batin yang cukup tinggi.
Tokoh aku mempunyai psikolgi yang mudah jatuh kedalam perasaan orang lain (empati) terbukti dengan: “Aku tak merasa terpaan angin dari gunung itu lagi, yang ku rasakan terpaan ucapannya pada mukaku karena merasa sebagi umpatan yang pahit tapi dicelupkan dengan tengguli”(halaman 7)
Itulah konflik yang cukup bergejolak diantara kedua tokoh tersebut.
7.      Sudut pandang
Penulis menggambarkan para tokoh dalam cerpen tersebut adalah sebagai orang serba tahu. Konflik yang ada dalam sudut pandang ini adalah penulis sebagai orang serba tahu tidak berkuasa untuk menceritakan kondisi secara kronologis.hubungan antara nenek, Uni dan gadis kecil. Penulis serba tahu namun dia juga tidak tahu bagaimana Uni dan gadis kecil tadi kembali hingga hilang di balik semak-belukar.
8.      Hubungan penulis dengan tokoh cerita
Masalah mungkin yang pertama kami kaji disini. Terutama hubungan penulis dengan cerita yang ada. Hubungannya masih tidak jelas dan terkesan mengapung. Terbukti dengan tidak padunya kalimat kemana Uni Nuun? Halaman delapan, dengan kalimat yang meruntut dibelakangnya.
9.      Pandangan dunia luar tentang masalah yang ada dicerpen
Konfliknya kurang jelas, asal usul Uni, dan latarnya masih ambigu jadi masih belum mengena di hati para pembaca. Selaku pembaca masih menyimpan kebingungan, makna besar yang dapat dijadikan benang merah untuk cerpen ini apa? Apa manfaat bagi pembaca? Kemudian dari segi implikasi, lami kira ektasenya kurang greget. Cuma cerita kepahitan Uni yang kemudian bangkit lagi. Dan kemudian menceritakan hal yang lain.
10.  Sorotan penulis terhadap masalah yang ada dicerpen
Penulis menganggap hal yang wajar dengan cerpenya, karena itu memang fiksi buatannya. Namun yang jadi masalah adalah bagaimana penulis itu menjelaskan kronologis yang ada dengan menggunakan kalimat yang masih ambigu. Dibuktikan dengan kalimat: “Kaki itu kaki yang dulu juga. Kaki yang pernah menggodaku.” (halaman 5)
Penulis kurang menyoroti sejarah kepuntungan tangan Uni. Dia tidak menjelaskan secara detail implikasi kepada pembaca terhadap tiap-tiap kalimatnya.
11.  Implikasi terhadap masyarakat
Masih belum dapat berdampak, karena masih kebingungan diakhir cerita, apa makna yang tersirat dalam cerpen itu sendiri.